
Kemenag: Kurikulum Cinta sebagai Fondasi Transformasi Sosial
Kementerian Agama membuat “Kurikulum Cinta”, yaitu sebuah gagasan strategis yang menjadi arah baru pembelajaran Pendidikan Agama Islam baik di sekolah maupun madrasah. Kurikulum ini menanamkan lima pilar cinta: cinta pada diri sendiri, cinta pada sesama, cinta pada lingkungan, cinta pada tanah air, dan cinta kepada Allah Ta’ala.
Sekjen Kemenag, Kamarudin Amin mengatakan, model pendidikan tersebut dinilai relevan untuk menjawab tantangan zaman, sekaligus membangun karakter peserta didik yang berintegritas, progresif, peduli sosial, dan kokoh secara spiritual.
Pihaknya juga menyoroti pentingnya membangun kepekaan ekologis atau ekoteologi, sebuah pendekatan keberagamaan yang menempatkan kepedulian terhadap lingkungan sebagai bagian dari ibadah.
’Guru-guru PAI diimbau untuk mengintegrasikan praktik langsung, mulai dari menjaga kebersihan hingga menggerakkan gerakan menanam pohon. Jika setiap siswa Muslim menanam satu pohon setiap tahun, maka Indonesia dapat menumbuhkan lebih dari 41 juta pohon yang berdampak luas bagi keberlanjutan lingkungan,’’ujarnya.
Selain itu, penguatan nasionalisme menjadi pilar yang tidak terpisahkan. Anak-anak yang belajar agama diharapkan tumbuh sebagai generasi yang mencintai tanah air dan siap menjadi penjaga masa depan Indonesia.
Dalam kesempatan itu, dia juga menyampaikan salam hormat dan pesan khusus dari Menteri Agama Nasaruddin Umar, yang sedang memenuhi undangan Raja Arab Saudi sebagai salah satu pengarah Masjid Nabawi.
‘’Menteri menitipkan apresiasi mendalam kepada pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota atas komitmen luar biasa dalam memperkuat ekosistem Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah,’’pungkasnya.