Ini Jadi Manusia Rp 92 T dari Jual Susu di Kantin Sekolah

Zong Qinghou. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Zong Qinghou. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Pepatah bijak mengatakan tindakan hari ini bisa menentukan masa depan. Jika tak percaya, maka kisah pengusaha China Zong Qinghou jadi salah satu buktinya.

Zong Qinghou semula hanya orang yang tumbuh besar dalam jeratan kemiskinan. Untuk bisa menjadi orang mapan, dia sampai jadi pedagang di kantin sekolah yang pada akhirnya mengantarkannya  punya Rp92 Triliun.

Bagaimana kisahnya?

Sejak lahir pada 16 November 1945, Zong Qinghou berada dalam jeratan kemiskinan. Sehari-hari hidup susah sebab orang tuanya hanya guru berpenghasilan rendah. Kondisi ini makin parah ketika dia terkena kebijakan represi pemerintah komunis China.

Dalam pewartaan Economic Times, pemerintah menganggap Zong Qinghou dan keluarga punya darah pemberontak yang berbeda dengan ideologi komunisme. Nenek moyang Zong ternyata pahlawan dan kapitalis ternama, sehingga tak disukai pemerintah China. 

Atas dasar ini, keluarganya hidup sulit. Ruang geraknya dibatasi dan membuat Zong putus sekolah karena tak ada biaya.

Saat tak lagi sekolah, Zong memilih untuk bekerja serabutan. Mulai dari petani garam, pemetik teh, hingga buruh. Meski begitu, semua pekerjaan tersebut tak mengubah hidupnya.

Pada sisi lain, dia menyadari usaha yang dilakukan selama ini keliru sebab memilik bekerja di bawah orang lain. Alhasil, pada 1979 atau menginjak usia 34 tahun, dia memutuskan untuk berbisnis. 

Bisnis pertamanya adalah jualan susu di kantin sekolah di Huangzhou. Selain itu, dia juga menjual alat tulis.

Dia mengaku selama berjualan di kantin banyak orang mencibirnya. Namun, semua itu diacuhkan saja. Zong memilih tetap berjualan di kantin. 

Setelah bertahun-tahun, dagangan Zong berkembang pesat. Sampai akhirnya, etos kerja dan kemampuan berwirausahanya dilirik oleh pemerintah Huangzhou.

Dia ditarik menjadi manajer perusahaan minuman.  Singkat cerita, di bawah kendali Qinghou, perusahaan itu untung besar.

Penjualannya meningkat drastis. Dia pun semakin percaya diri mendirikan perusahaan sendiri. Alhasil, bermodalkan pinjaman 140.000 yuan, dia mendirikan perusahaan yang sudah dia geluti, yakni susu.

Namanya, Wahana yang berdiri pada 1987. Ketika mendirikan pabrik susu, Zong bak tertimpa durian runtuh.

Sebab, pada saat bersamaan, pemerintah China sedang menjalankan program makan bergizi gratis, yang salah satu programnya membagikan susu kepada anak-anak sekolah.  Zong yang pengusaha susu jelas untung besar dalam proyek tersebut. 

Alhasil, Wahana pun langsung moncer. Qinghou pun mendapat untung 4,88 juta Yuan atau setara Rp 10 miliar di masa kini. 

Mengutip Dimsum Daily, sejak itulah, hidup Zong dari semula melarat mulai berubah. Bisnis Wahana pun makin besar usai menjalin kerjasama dengan perusahaan Prancis, Danone, pada 1996.

Kerjasama ini membuat Wahana mendapat investasi besar, sekaligus memperoleh hak untuk memproduksi, mendistribusikan, dan menjual produk Danone dengan merek Wahana. Setelah itu, bisnis Wahana makin berkembang tak hanya susu, tetapi juga produk minuman lain, seperti minuman soda, teh kemasan, dan air mineral. 

Karena minim kompetitor, produk-produk Wahana menjelma ‘raja’ di pasaran. Kesuksesan Wahana jelas membuat Zong menjadi kaya.

Forbes (2010) mencatat Zong sebagai orang terkaya di China. Sampai tutup usia pada 25 Februari 2024, pria yang menjalani bisnis dari pedagang kantin itu punya harta US$ 5,9 miliar atau Rp 92 triliun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*