
Tomy Winata Menjadi Salah Satu Pengusaha yang Mendapatkan Undangan dari Presiden Prabowo ke Istana Kepresidenan.
Tomy Winata merupakan salah satu konglomerat di Indonesia yang memiliki bisnis yang sangat luas, mencakup berbagai sektor mulai dari property hingga perbankan. Kekuatan ekonominya yang besar membuatnya sering dikaitkan dengan kelompok ‘9 Naga Indonesia’, yaitu sekelompok konglomerat yang memiliki pengaruh di berbagai bidang ekonomi, sosial hingga politi di Indonesia.
Baru-baru ini, Tomy Winata beserta pengusaha dan investor lainnya menjadi sorotan publik karena mendapatkan undangan dari Presiden Prabowo ke Istana Kepresidenan Jakarta, untuk membahas Upaya perluasan lapangan kerja di Indonesia guna mengurangi angka pengangguran.
Selain Tomy Winata, hadir pula tokoh-tokoh penting lainnya seperti investor asal Amerika Serikat, Ray Dalio, serta tujuh konglomerat Indonesia, yaitu Anthony Salim, Sugianto Kusuma, Prajogo Pangestu, Boy Thohir, Franky widjaja, Dato Sri Tahir hingga James Riady.
1. Rempang Eco City
Rempang Eco City adalah sembua proyek Pembangunan area terpadu yang berlokasidi Pulau Rempang, Kepulauan Riau. Pembangunan ini bertujuan untuk mengembangkan wilayah pulau Riau menjadi kawasan industry dan pariwisata.
Perusahaan milik Tomy Winata telah memperoleh izin hak guna bangunan seluas 16.583 hektar selama 80 tahun dari Otoritas dan Pemerintah Kota Batam pada tahun 2014. Akan tetapi, sayangnya perusahaan ini terpaksa ditutup secara permanen karena kasus korupsi serta terjadi banyak perdebatan dari masyarakat yang menyebabkan perselisihan.
2. Artha Graha Network (AGN)
Artha Graha Network (AGN) merupakan inti bisnis utama milik Tomy Winata, yang bergerak di berbagai sektor. Perusahaan ini membawahi sejumlah pilar bisnis utama, termasuk properti, keuangan, industri agribisnis, dan perhotelan.
Tomy memulai perjalanan awalnya dengan dipercaya untuk membangun kantor Komando Rayon Militer (Koramil) di Singkawang pada tahun 1972. Dari proyek awal inilah, ia berhasil membangun jaringan koneksi yang luas dengan pihak militer.
Sejak saat itu, Tomy mulai mendirikan perusahaan bersama dengan rekannya, Sugianto Aguan. Tidak dapat disangkal bahwa AGN saat ini masih menjadi salah satu perusahaan terbesar di Indonesia.
Hal ini dikarenakan perusahaan ini merupakan induk dari sejumlah entitas besar seperti PT Danayasa Arthatama Tbk, Pacific Place Jakarta, Hotel Borobudur Jakarta, Proyek Jalan Tol Trans Sumatera, Proyek Jakarta International Trade Fair (JITF), dan Yayasan Artha Graha Peduli.
3. PT Jakarta International Hotels and Development
Jakarta International Hotels and Development (JIHD) didirikan pada tahun 1969, awalnya dikenal sebagai PT Perhotelan Banteng Baru. Hingga akhirnya terjadi perubahan nama menjadi PT JIHD yang diterapkan tahun 1984.
PT JIHD merupakan anak perusahaan dari Artha Graha Network (AGN), yang mengelola berbagai properti terkemuka seperti Palace Hotel, Hotel Borobudur Jakarta, Discovery Kartika Plaza, Sudirman Central Business District (SCBD), Discovery Hotel Ancol, Artha Telekomindo, Gedung Bursa Efek Indonesia, dan Dharma Harapan Jaya.
4. PT Danayasa Arthatama (SCBD)
PT Danayasa Arthatama (SCBD) merupakan perusahaan yang bergerak di sektor property dan telah beroperasi sejak tahun 1989 setelah mengembangkan sekitar 45 hektare property lahan di kawasan Sudirman.
PT Danayasa Arthatama (SCBD) ini merupakan pengelola dari Sudirman Central Business District (SCBD) di Jakarta.
5. PT Electronic City Indonesia
Perusahaan ritel elektronik ini memulai operasinya dengan membuka toko besar di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD). Sejak saat itu, perusahaan telah mengalami pertumbuhan dan memperluas jaringannya dengan membuka sejumlah cabang di kota-kota besar seperti Denpasar dan Medan. Saat ini, PT Electronic City Indonesia mengelola sekitar 60 toko yang tersebar di kota-kota besar di Pulau Jawa, Bali, Sumatera, hingga Sulawesi.