RI Bakal Punya Kilang Minyak Raksasa & Paling Modern

Proyek Kilang Raksasa Pertamina Balikpapan (Dok: Pertamina)
Foto: Proyek Kilang Raksasa Pertamina Balikpapan (Dok: Pertamina)

Indonesia pada September 2025 akan memiliki satu kilang minyak raksasa baru dan paling modern. Proyek kilang raksasa dan paling modern yang dimaksud ini yaitu proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan di Kalimantan Timur.

Lantas, siapakah pemilik dan pengelola dari proyek RDMP Balikpapan ini?

Proyek ini dibangun oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Subholding Refining & Petrochemical Pertamina.

Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan, dengan umur kilang yang berbeda-beda dan teknologi yang bervariasi, efisiensi operasional dari setiap kilang dapat berbeda secara signifikan. Sehingga, strategi untuk meningkatkan efisiensi energi di setiap kilang menjadi sangat penting.

Misalnya, Kilang Plaju yang saat ini mempunyai usia cukup tua. Pengelolaan dari kilang tersebut tentunya akan berbeda dengan pengelolaan Kilang Balikpapan yang digadang-gadang akan menjadi salah satu kilang paling modern di Indonesia.

“Satu kilang yang paling tua atau paling duluan ada itu dari Plaju itu dibangun tahun 1904. Ini sudah 100 tahun lebih. Kemudian yang paling modern mungkin nanti Balikpapan. Nah dengan kondisi seperti itu tentunya kan efisiensi masing-masing kilang berbeda beda,” ungkap Taufik dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, dikutip Selasa (3/9/2024).

Sebagaimana diketahui, proyek RDMP Kilang Balikpapan ini akan meningkatkan kapasitas kilang sebesar 100 ribu barel per hari (bph) dari sebelumnya 260 ribu bph menjadi 360 ribu bph.

Dengan kapasitas olahan minyak mentah sebesar 360 ribu bph tersebut, Kilang Balikpapan ini akan menjadi kilang terbesar baru yang beroperasi di Tanah Air, membalap Kilang Cilacap yang berkapasitas 345 ribu bph.

Proyek RDMP RU V Balikpapan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dilaksanakan oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), anak perusahaan PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) yang merupakan Subholding Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina (Persero).

Selain itu, KPB juga telah membangun terminal Lawe-Lawe yang berperan sebagai area penerimaan, penyimpanan dan penyaluran minyak mentah ke kilang Pertamina di Balikpapan.

Berdasarkan catatan perusahaan, proyek ini didesain dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas produksi BBM dari Euro II menjadi Euro V yang lebih ramah lingkungan, dan meningkatkan kompleksitas kilang dengan kemampuan mengolah residu bernilai rendah menjadi produk bernilai tinggi.

Total area proyek RDMP Balikpapan sendiri adalah 80,64 hektar. Luasan ini akan menambah area kilang yang sudah tersedia menjadi 313,64 hektar. Proyek ini juga memiliki 5 Unit Revamping, 21 Unit Utilities & Offsite baru, dan 13 Unit Process Baru.

Setelah beroperasi secara penuh, Kilang Balikpapan akan memproduksi produk Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti gasoline, solar, dan avtur serta produk Non BBM lainnya yaitu LPG, propylene, dan sulphur.

Produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin dari Kilang Balikpapan meningkat menjadi 142 ribu bph dari sebelumnya 42 ribu bph, Solar naik menjadi 156 ribu bph dari 125 ribu bph, dan avtur menjadi 41 ribu bph dari sebelumnya 30 ribu bph.

Begitu juga dengan produksi non-BBM, seperti LPG naik menjadi 384 kilo ton per tahun (KTPA) dari sebelumnya 48 KTPA, propylene 225 KTPA dari sebelumnya tak ada, dan sulphur 58 KTPA dari sebelumnya tak ada.

Sedangkan untuk area kerja di Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kalimantan Timur, terdapat dua unit tangki minyak mentah yang dibangun dengan kapasitas masing-masing 1 juta barel, dengan panjang pipa unloading line 52″ (offshore-onshore) dari Single Point Mooring (SPM) ke Lawe-Lawe.

https://extension.jp.net/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*